Mantan striker dan manajer Manchester United (MU), Ole Gunnar Solskjaer, membuka pintu selebar-lebarnya untuk bisa kembali ke kursi manajerial The Red Devils. Masa depan Erik ten Hag di sana memang tengah menjadi spekulasi hangat bakal lengser pada musim ini.
Tanda tanya bakal lengsernya Erik ten Hag muncul setelah lagi-lagi MU memperlihatkan performa yang mengecewakan pada awal musim ini.
Sejauh ini, MU hanya meraih dua kemenangan dari lima laga dan kini berada di posisi ke-11 klasemen Premier League. Hasil ini tentu membuat Erik ten Hag berada di bawah pengawasan ketat manajemen The Red Devils.
Kegagalan MU meraih hasil konsisten pada awal musim ini membuat kursi sang pelatih asal Belanda itu kian memanas.
Tekanan makin meningkat ketika MU bermain imbang melawan FC Twente di Old Trafford dalam laga matchday pertama Liga Europa musim ini.
Erik ten Hag kini menghadapi sorotan tajam dari fans MU karena performa tim asuhannya jauh di bawah ekspektasi.
Kedatangan Erik ten Hag sebagai pelatih di Manchester United berhasil membawa Setan Merah bangkit dari keterpurukan pada beberapa musim terakhir. Langkah-langkah pelatih berkebangsaan Belanda tersebut dinilai tepat dan mujarab. Pasalnya, Ten Hag berhasil mendongrak performa MU yang saat artikel ini dibuat (19/01/2023) berhasil menempati urutan ketiga dengan raihan poin yang sama dengan Manchester City yang berada di atasnya, yaitu 39 poin.
Erik ten Hag sendiri tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya atas performa MU. Usai hasil imbang melawan Twente, pelatih Belanda itu menyatakan bahwa timnya harus segera memperbaiki penampilan mereka.
“Kami membuat mereka tetap hidup, kami unggul 1-0 dan mengendalikan permainan. Namun, kami menurunkan level permainan dan memberikan gol tandang. Itu tidak bisa diterima,” tegas Erik ten Hag dalam konferensi pers setelah laga.
Ia juga mengkritik kurangnya intensitas dari para pemainnya dan menekankan bahwa mereka perlu lebih konsisten dalam mengeksekusi peluang.
“Kami harus membangun dan terus maju. Malam ini tidak cukup baik; kami seharusnya menang. Kami membuat lawan tetap hidup dan tidak menyelesaikannya setelah unggul 1-0. Kami harus belajar dari ini,” tambahnya. (bola.com)