Perusahaan yang menaungi jaringan restoran waralaba KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) mencatat rugi bersih Rp 557,08 miliar hingga kuartal III/2024.
Ini adalah rekor kerugian tertinggi FAST sejak pandemi Covid-19. Kerugian KFC Indonesia disampaikan dalam Laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2024 yang diunggah di laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dampak dari kinerja keuangan perusahaan yang memburuk, aset perusahaan ikut mengalami penurunan.
Per 30 September aset perusahaan tercatat Rp 3,83 triliun, merosot dibandingkan pada 31 Desember 2023 yang asetnya dicatat Rp 3,91 triliun.
Setali tiga uang, utang perusahaan juga mengalami kenaikan. Dalam laporan teranyar, utang KFC Indonesia adalah sebesar Rp 3,56 triliun, total utang ini naik dibandingkan akhir tahun lalu yang tercatat Rp 3,19 triliun.
Kerugian pada kuartal III-2024 ini menambah rentetan panjang kerugian menahun perseroan selama beberapa tahun terakhir.
Tercatat selama kurun waktu empat terakhir, perusahaan tak pernah untung.
Misalnya saja pada 2023, perusahaan juga mencatat rugi tahun berjalan Rp 418,21 miliar, lalu tahun 2022 kembali rugi Rp 77,45 miliar.
Pada 2020 dan 2021 KFC Indonesia juga mengalami kerugian besar, masing-masing Rp 300,61 miliar dan Rp 377,18 miliar.
Dengan demikian, sebenarnya KFC Indonesia sudah lama merugi, bahkan sebelum kampanye boikot di Indonesia yang ramai sejak konflik di Palestina yang dimulai pada Oktober 2023.
Penjelasan manajemen Manajemen KFC Indonesia mengungkapkan ada dua penyebab utama kerugian perusahaan selama kuartal III-2024.
Pertama adalah kondisi yang belum membaik; kedua, karena imbas kampanye boikot beberapa produk Amerika Serikat (AS) di Tanah Air.
Sebelum Ramai Boikot, KFC Indonesia Sudah Rugi Berkali-kali sejak 2020
“Kondisi ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan Grup dari pandemi Covid-19, di mana penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari Krisis Timur Tengah,” tulis FAST, dikutip pada Minggu (10/11/2024).
“Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024,” sambung FAST.
Kerugian tersebut berimbas terhadap keputusan perusahaan yang pada akhirnya memutuskan untuk menutup puluhan gerai dan efisiensi lainnya dengan melakukan PHK karyawannya.
Dikutip dari laporan yang sama, per 30 September 2024, perusahaan mengoperasikan 715 gerai di seluruh Indonesia.
Padahal, pada Desember 2023, jumlah gerainya tercatat masih 762 gerai. Baca juga: KFC Indonesia Menderita Rugi Rp 348,83 Miliar Artinya, sepanjang hampir setahun, KFC Indonesia sudah menutup 47 gerai.
Jumlah karyawan yang dilaporkan juga mengalami penurunan. Data dari laporan keuangan perusahaan, pada 31 Desember 2023 jumlah karyawan tercatat 15.989 orang, tetapi per 30 September 2024 KFC Indonesia hanya mempekerjakan 13.715.
Dalam rentan setahun, perusahaan milik konglomerat Grup Salim dan Keluarga Gelael ini sudah mengurangi karyawannya hingga 2.274 orang.(kompas.com)