Jakarta – dr Tirta mengungkapkan beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula ketika mulai masuk ke dunia lari. Menurutnya, penting untuk setiap pelari mengenali tubuhnya masing-masing sebelum mulai berolahraga.
Hal ini untuk mencegah pemula berlari secara berlebihan, melebihi kapasitas dari tubuh.
“Semua pelari yang pro itu awalnya pasti dari pemula dulu. Jadi jangan terpacu kepada jam. Lari saja merasakan body, jadi misalnya sudah ngerasa ngos-ngosan ya berhenti, kalau sudah sesak napas, dikurangi pace-nya,” kata dr Tirta ketika berbincang dengan wartawan di Istora Senayan Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2024).
dr Tirta menyebut waktu yang tepat untuk meningkatkan kecepatan adalah ketika pelari sudah mengenali kapasitas dan kemampuan tubuhnya. Pada kondisi itu, dipersilahkan untuk mencapai target waktu yang diinginkan.
Semuanya memerlukan proses yang panjang. Terlebih, menurutnya, apabila seseorang baru mulai berlari ketika memasuki usia 30-an. Butuh proses sampai akhirnya seorang pemula bisa mendapatkan kecepatan yang diinginkan.
Seringkali hal ini membuat mereka sebagai pemula kelelahan hingga kapok melanjutkan olahraga lari.
“Kesalahan orang adalah dia baru pemula, langsung ngejar pace kenceng, beli jam, ngos-ngosan, terus kapok, bosen. Karena untuk menuju kencang itu butuh 3 tahun, kalau konsisten ya,” kata dr Tirta.
“Kecuali usiamu muda, kalau usiamu masih 17, 20, atau 25 tahun ngejar pace 5 itu gampang banget. Kalau di usia 35, berat untuk awalan. Jadi enjoy your body saja,” tandasnya.(detik.com)